Minggu, 13 Desember 2015
Kamis, 05 November 2015
Jumat, 15 Mei 2015
Tugas 3 bagian 2 "Peranan Indonesia dalam menciptakan Perdamaian Dunia melalui KAA"
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PANCASILA
“PERANAN
INDONESIA DALAM KONFERENSI
ASIA-AFRIKA
BANDUNG”
Disusun oleh :
Nama :
Maria Lousiana
Kelas :
2EA32
NPM :
15213282
FAKULTAS
EKONOMI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa,
Karena atas berkah, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul : “PERANAN INDONESIA DALAM
KONFERENSI ASIA-AFRIKA BANDUNG”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
dalam melaksanakan tugas Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Manajemen Jenjang
S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuh nya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam
pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini. Makalah ini ditulis dan diselesaikan penulis atas
bantuan dan dukungan berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan Terimakasih
kepada :
1.
Bpk.Sri Waluyo selaku dosen dalam
matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Gunadarma.
2.
Ibunda dan ayahhanda tercinta yang telah
mendukung kami dalam berbagai hal, baik materi, do’a serta fikirannya.
Akhir kata kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Bekasi, 15 Mei 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Di era tahun 50-an, Negara-negara
di dunia terpolarisasi kedalam dua kutub. Ketika itu terjadi pertarungan yang
kuat antra Timur dan Barat terutama sekali pada era perang dingin (cold war)
antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Pertarungan ini adalah merupakan
upaya untuk memperluas sphere of interest
dan sphere of influence. Dengan sasaran utama perebutan penguasaan atas
wilayah-wilayah potensial di dunia dengan berkedok pada ideologi panutan
masing-masing.
Sebagian Negara masuk dalam Blok
Amerika dan sebagian lagi masuk dalam Blok Uni Sovyet. Aliansi dan pertarungan
didalamnya memberikan akibat fisik yang negatif bagi beberapa negara di dunia
seperti misalnya Jerman yang sempat terbagi menjadi dua bagian, Vietnam dimasa
lalu, serta Semenanjung Korea yang sampai saat sekarang ini masih terbelah
menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Dalam pertarungan ini Negara dunia
ketiga menjadi wilayah persaingan yang amat mempesona buat keduanya. Sebut saja
misalnya Negara-negara di kawasan Asia Timur dan Tenggara seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, Jepang serta Negara-negara di kawasan lain yang kaya akan
energi dunia seperti Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar.
Dalam kondisi yang seperti ini,
lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga untuk dapat keluar
dari tekanan dua Negara tersebut. Soekarno, Ghandi dan beberapa pemimpin dari
Asia serta Afrika merasakan polarisasi yang terjadi pada masa tersebut adalah
tidak jauh berbeda dengan kolonialisme dalam bentuk yang lain.
Akhirnya pada tahun 1955 bertempat
di Bandung, Indonesia, 29 Kepala Negara Asia dan Afrika bertemu membahas
masalah dan kepentingan bersama, termasuk didalamnya mengupas secara serius
tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan ini disebutkan
pula sebagai Konferensi Asia Afrika atau sering disebut sebagai Konferensi
Bandung. Konferensi inilah yang menjadi tonggak lahirnya Gerakan Non Blok.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
lahirnya Konferensi Asia-Afrika ?
2. Bagaimanakah hasil
Konferensi Asia-Afrika ?
3. Bagaimanakah peran
Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika?
C. Tujuan Penulisan
Makalah
1. Ingin mengetahui
lahirnya Konferensi Asia-Afrika ?
2. Ingin mengetahui
pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika ?
3. Ingin mengetahui
peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika?
D. Manfaat Penulisan
Makalah
Dalam penulisan makalah
ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1. Bagi penulis, bisa
menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan tentang materi
Konferensi Asia-Afrika.
2. Bagi pembaca,
memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang materi Konferensi Asia-Afrika.
3. Bagi guru, menembah
wawasan pengetahuan dalam pengajaran IPS terutama tentang materi Konferensi
Asia-Afrika.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Tentang Materi
Dalam penulisan makalah ini akan
dibahas tentang bagaimana lahirnya Konferensi Asia-Afrika, bagaimana hasil
Konferensi Asia-Afrika, dan peran serta Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika.
Pada dasarnya dalam mengupas materi ini banyak kajadian pada sejarah yang
penting menjadi acuan atau pedoman untuk membangun Negara kita untuk lebih baik
lagi. Para petinggi di jaman itu benar-benar memperjuangkan kepentingan
negaranya bersama dari masalah-masalah
yang ada.
Dengan diadakannya Konferensi
Asia-Afrika dibandung menghasilkan berbagai tujuan yang baik demi kepentingan
bersama diberbagai bidang, serta menghasilkan Dasasila Bandung. Selanjutnya
untuk lebih jelasnya penulis akan mengupas tentang materi adanya Konferensi
Asia-Afrika.
B. Isi Materi
1. Lahirnya Konferensi
Asia-Afrika
Konferensi Asia Afrika merupakan
gagasan oleh lima Negara yaitu Indonesia, India, Pakistan, Burma dan Sri Lanka.
Persiapan pertama dilakukan di Kolombo pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954.
Persiapan kedua dilakukan di Bogor pada tanggal 29 Desember 1954. Melalui
persiapan ini maka kemudian Konferensi Asia Afrika dilaksanakan. Akhirnya pada
tanggal 18 April 1955, dimulailah Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan
di kota Bandung. Konferensi ini berlangsung hingga tanggal 25 April 1955 dan
diikuti oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika.
Berikut ini beberapa latar belakang
dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA:
a.
Perubahan politik pada tahun 1950-an
yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi
menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin
menambah ketegangan dunia;
b.
PBB sudah ada forum konsultasi dan
dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang
menjembatani dialog antarnegara tersebut;
c.
Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan;
d.
Persamaan masalah sebagai negara yang
masih terbelakang dan berkembang;
e.
Ingin menggalang kekuatan negara-negara
Asia Afrika agar mendukung perjuangan merebut Irian Barat;
f.
Memiliki kedekatan yang kuat karena
dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar belakang sejarah; dan
g.
Berdasarkan letak geografisnya, letak
negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan.
Tujuan utama konferensi ini adalah
membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga untuk menghadapi dua kubu
adidaya, Barat dan Timur. Di akhir konferensi, ditandatangani Deklarasi Bandung
yang isinya kesepakatan untuk mengadakan kerjasama ekonomi dan budaya di antara
negara-negara dunia ketiga serta mengakui adanya hak untuk menentukan nasib
bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Selain itu, konferensi ini juga mengeluarkan
resolusi menentang penjajahan, di antaranya penjajahan Perancis atas Guinea
Baru. Konferensi Asia Afrika juga menjadi pendahuluan dari terbentuknya
Organisasi Gerakan Non-Blok.
Dalam Pertemuan tersebut, 29 kepala Negara Asia dan Afrika bertemu
membahas masalah dan kepentingan bersama, termasuk didalamnya mengupas secara
serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan ini disebutkan pula
sebagai Konferensi Asia Afrika atau sering pula disebut sebagai Konferensi
Bandung.
Konferensi tersebut dihadiri negara
termasuk 5 negara pengundang. Ke-24 negara yang diundang adalah 18 negara Asia
dan 6 negara Afrika. Negara-negara Asia yang hadir yaitu Filipina, Thailand,
Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Turki, Jepang, Yordania, Kamboja, Nepal,
Lebanon, RRC, Afghanistan, Iran, Irak, Syria, Saudi Arabia, dan Yaman. Sedang 6
negara Afrika yang hadir adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Libya, Liberia, dan
Ghana. Rhodesia (Afrika Tengah) pada awalnya diundang, namun karena sedang ada
kemelut politik dalam negeri maka tidak bisa hadir.
Dari negara-negara yang
diundang tersebut muncul tiga golongan berikut
a.
Golongan prokomunis, yaitu RRC dan
Vietnam Utara.
b.
Golongan pro-Barat, yaitu Filipina,
Thailand, Pakistan, Irak, dan Turki.
c.
Golongan netral, yaitu India, Birma, Sri
Lanka, dan Indonesia.
2. Hasil Konferensi
Asia-Afrika
Dari Konferensi ini dihasilkan 10
prinsip yang disepakati bersama yang sering juga disebutkan sebagai Dasa Sila
Bandung, yaitu :
a.
Menghormati hak-hak dasar manusia dan
tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB;
b.
Menghormati kedaulatan dan integrits
territorial semua bangsa;
c.
Mengakui persamaan ras dan persamaan
semua bangsa baik besar maupun kecil;
d.
Tidak melakukan intervensi atau campur
tangan dalam soal-soal dalam negeri orang lain;
e.
Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk
mempertahankan diri sendiri secara sendiri atau kolektif sesuai dengan piagam
PBB;
f.
Tidak menggunakan peraturan-peraturan
pertahanan kolektif untuk bertindak
bagi kepentingan khusus salah satu Negara besar serta tidak melaukan tekanan
terhadap Negara lain;
g.
Tidak melakukan tindakan-tindakan atau
ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik suatu Negara;
h.
Menyelesaikan segala perselisihan
internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase
atau penyelesaian hukum, atau cara damai lain berdasarkan pilihan pihak-pihak
yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
i.
Memajukan kepentingan bersama dan kerja
sama;
j.
Menghormati hukum dan
kewajiban-kewajiban internasional.
Di dalam komunike akhir konferensi
itu, digarisbawahi kebutuhan untuk membangun kerjasama yang saling
menguntungkan antar negara-negara Asia-Afrika dalam hal pembangunan ekonomi
untuk melepaskan diri dari ketergantungan melalui industrialisasi. Kerjasama
ini dilaksanakan dengan membangun komitmen penyediaan asistensi teknis dalam
proyek-proyek pembangunan, selain pertukaran teknologi, pengetahuan, dan
pembangunan pelatihan regional dan lembaga-lembaga penelitian.
3. Peran Serta
Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas
dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA,
Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini
membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan
suatu kegiatan yang bersifat internasional.
Dalam pelaksanaan KAA Indonesia
berperan penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya Konferensi
tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara,
maju di berbagai bidang dan tidak ingin
tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.
a. 50 Tahun Konferensi Asia Afrika
Seperti telah disebutkan sebelumnya
, Konferensi Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan “Konferensi Bandung”
diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955. Konferensi ini digagas bersama
oleh Indonesia, Burma, Srilangka, India, dan Pakistan. Hadir dalam konferensi
itu 29 pemimpin Negara, 23 di antaranya dari kawasan Asia dan 6 dari kawasan
Afrika.
Pemimpin-pemimpin besar dunia,
seperti Soekarno dari Indonesia, Chou Enlai dari Republik Rakyat Tiongkok,
Perdana Menteri Jawaharal Nehru dari India, Mohamad Ali dari Pakistan, U Nu
dari Burma, Gamal Abdul Nasser dari Mesir, tercatat sebagai hadirin yang
mengikuti konferensi tersebut. Konferensi dilaksanakan dalam situasi ketika
dunia terbelah ke dalam dua blok kekuatan adidaya dunia yang saling berseteru
dalam perang dingin, yakni “Blok Barat” yang dipimpin Amerika Serikat dan “Blok
Timur” yang dipimpin oleh Uni Soviet. Blok-blok kekuatan adalah buah dari tidak
terselesaikannya kontradiksi dalam panggung politik dunia antara kekuatan
imperialis Barat dengan kekuatan negara-negara Sosialis yang pada saat berlangsungnya
perang imperialis, bersekutu menumbangkan blok kekuatan fasisme yang terdiri
dari Jerman, Italia, dan Jepang.
Kini setelah 50 tahun Konferensi Asia Afrika I
berlangsung, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Afrika Selatan
telah melaksanakan Konferensi II Bangsa-Bangsa Asia dan Afrika. Konferensi ini
dilaksanakan bertepatan dengan momentum 50 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung
pada 18-24 April 2005.
Negara-negara yang diundang pada peringantan 50 tahun
Konferensi Asia Afrika, berjumlah 25 negara yaitu : Afgnistan, Kamboja,
Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tingkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai
Emas (Gold coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia, Libya,
Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand, Turki, Vietnam Utara,
Vietnam Selatan dan Yaman.
Peringatan serupa sebenarnya bukan hanya milik Pemerintah
RI atau Pemerintah Afrika Selatan. Momentum Konferensi Asia-Afrika sesungguhnya
adalah momentum seluruh Rakyat dari seluruh dunia, terutama dari Negara-negara
yang saat ini berada secara langsung maupun tidak langsung dalam dominasi
imperialisme, khususnya imperialisme Amerika Serikat (AS). Karenanya berbagai
kalangan masyarakat sipil, baik organisasi massa maupun organisasi sosial
non-pemerintah, juga turut menyibukan diri untuk melaksanakan peringatan emas
50 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Pertemuan puncak dari Konferensi tersebut dilaksanakan
pada tanggal 22-23 April 2005 di ibukota Jakarta, tepatnya di Gedung Jakarta
Convention Centre (JCC). Pertemuan itu berupa Konferensi Tingkat Tinggi yang
dihadiri oleh pemimpin-pemimpin negara yang turut serta dalam Konferensi
Asia-Afrika II. Melalui KTT tersebut, dicetuskan “Deklarasi Kemitraan Strategis
Baru Asia-Afrika (New Asian-African Strategic Partnership/NAASP)”.
Deklarasi ini memfokuskan kerjasama Asia-Afrika secara
konkret dan komplementer demi tercapainya perdamaian, stabilitas, dan
kemakmuran di kedua benua. Gagasan NAASP pertama kali dicetuskan pada pertemuan
Asian-African Sub Regional Organization Conference (AASROC) I di Bandung 29-30
Juli 2003. Berdasarkan NAASP, kemitraan Asia-Afrika akan didasarkan pada tiga
pilar kemitraan yaitu antarpemerintah, antarorganisasi sub-regional dan antar
kelompok masyarakat yang terdiri atas (pelaku bisnis, akademisi dan masyarakat
madani).
Kemitraan strategis yang baru ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia-Afrika
yang mengarah pada upaya-upaya meningkatkan sejumlah mekanisme yang sudah ada,
seperti NEPAD (New Partnership for African Development), TICAD (Tokyo
International Conference on African Development), China-Africa Cooperation
Conference Forum, India NEPAD Fund, dan lain-lain. Selain di Jakarta,
Konferensi juga berlangsung di Bogor dan mengahsilkan 4 tujuan pokok Konferensi
Asia Afrika, yaitu :
1.
Untuk memajukan goodwill (kehendak yang
luhur) dan kerjasama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk memajukan
kepentingan-kepentingan bersama, serta
untuk menciptakan dan meningkatkan persahabatan;
2.
Untuk meningkatkan kerjasama dibidang
sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
3.
Untuk mempertimbangkan hal-hal yang
merupakan kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya hal-hal
yang berkaitan dengan kedaulatan nasional dan masalah-masalah rasialisme dan
kolonialisme; dan
4.
Untuk memajukan kedudukan rakyat Asia
dan Afrika didalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan
guna memajukan perdamaian serta kerjasama di dunia.
b. Arti Penting KAA
KAA berpengaruh sangat besar dalam
upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia
secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak
pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
Dengan demikian ketegangan dunia
dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama
pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC
dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua,
RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
Berikut ini makna dan
arti penting terselenggaranya KAA:
1.
Merupakan pendorong kemerdekaan
bangsa-bangsa Asia – Afrika untuk lepas dari cengkeraman imperialisme dan
kolonialisme Barat;
2.
Menjadi pendorong lahirnya Gerakan
Nonblok;
3.
Merupakan pencetus semangat solidaritas
dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam menggalang persatuan;
4.
Memberikan harapan baru bagi
bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka;
5.
Mulai diikutinya politik luar negeri
bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka;
6.
Kembali bangkit dan sadarnya
bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki;
7.
Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung
oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan
ketegangan dunia; dan
8.
Mulai dihapuskannya praktik-praktik
politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
c. Manfaat Materi
Dalam penulisan makalah ini dengan
materi yang bertemakan peran Indonesia dalam KAA, pada umumnya manfaat yang
bisa dipetik adalah sebuah Negara yang ada di dunia ini harus mengutamakan
kerjasama dengan perundingan-perundingan yang menghasilkan keputusan bersama,
demi terselenggaranya Negara yang aman, damai tentram tidak ada konflik
internasional, saling menghormati kedaulatan teritorial, saling tidak melakukan
agresi, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri, setara dan saling
menguntungkan, serta, dan berdampingan dengan damai.
D. Makna bagi Siswa
Tentang Materi
Seperti yang sebelumnya sudah
ditulis di awal, bahwa makna bagi siswa pada umumnya dalam mempelajari ilmu
pengetahuan sangatlah berguna dikelak nanti, apalagi dalam mempelajari tentang
sejarah lahirnya KAA. Dengan mempelajari tentang materi terjadinya KAA, siswa
akan mengetahui betapa sangat pentingnya hal tersebut, karena bayangkan saja
kalau tidak terjadinya KAA pada waktu itu mungkin Negara kita akan selalu
terpuruk, ketinggalan jaman dan yang pasti selalu tertindas oleh Negara lain
atau Negara barat.
Dalam hal ini siswa sebagai
generasi penerus bangsa harus memahami betul tentang arti dari sejarah dan
terjadinya KAA, karena pada intinya suatu Negara tidak akan berdiri dan maju
sendiri. Di sini harus diperlukan adanya kerjasama disegala bidang untuk
kemajuan bersama, agar tidak adanya konflik internasional, bisa berjalan dengan
aman, damai, dan tenram. Begitu juga dengan individu masing-masing, manusia
sebagai makhluk sosial saling ketergantunggan satu sama lain, saling
membutuhkan, dan saling bekerjasama.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakaji legenda sangkuriang
penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang apa yang ada dalam materi tersebut.
Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1.
Konferensi Asia Afrika merupakan gagasan
oleh lima Negara yaitu Indonesia, India, Pakistan, Burma dan Sri Lanka. pada
tanggal 18 April 1955, dimulailah Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan
di kota Bandung. Konferensi ini berlangsung hingga tanggal 25 April 1955 dan
diikuti oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika. Tujuan utama konferensi ini
adalah membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga untuk menghadapi dua
kubu adidaya, Barat dan Timur. Di akhir konferensi, ditandatangani Deklarasi
Bandung yang isinya kesepakatan untuk mengadakan kerjasama ekonomi dan budaya
di antara negara-negara dunia ketiga serta mengakui adanya hak untuk menentukan
nasib bangsa-bangsa Asia dan Afrika
2.
Hasil dari pelaksanaan KAA di Bandung
atau Dasasila Bandung yaitu:
- Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB;
- Menghormati kedaulatan dan integrits territorial semua bangsa;
- Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil;
- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri orang lain;
- Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendiri atau kolektif sesuai dengan piagam PBB;
- Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu Negara besar serta tidak melaukan tekanan terhadap Negara lain;
- Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu Negara;
- Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, atau cara damai lain berdasarkan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
- Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama; dan
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
3.
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara
damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada
blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan
demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua
keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai
masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua,
RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis
hanya bisa menyarankan kepada pembaca, dapat membangun kehidupan bersama, dan bekerja sama satu sama
lain. Karena kita adalah makhluk sosial yang saling ketergantungan antara
sesama . Tidak lupa untuk terus menggali ilmu pengetahuan di berbagai mata pelajaran,
khususunya dalam mata pelajaran IPS dan bisa mengkaji lebih dalam lagi materi
lahirnya KAA.
Daftar
Pustaka
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perkembangan_Lembaga-Lembaga_Internasional_dan_Peran_Indonesia_dalam_Kerjasama_Internasional_9.2_%28BAB_14%29#B._Konferensi_Asia_Afrika_.28KAA.29_dan_Peran_Indonesia.
Selasa, 05 Mei 2015
KRITIK & SARAN LAB. MAMEN
Kritik dululahhh ya kak supaya puasssss keluarin uneeg"nya hahahaha #LOL
KP (Kak Junita) :
- Orangnya baik, pemaaf, santai,supel tapi kurang begitu jelas jika memberikan informasi. Contoh dari pertemuan pertama kasih penjelasan tugas hanya sekedar individual (kasih taunya perseorangan tidak dijelaskan di forum).
- Jika ada pergantian KP seharusnya titip pesan dengan jelas, (kemaren KP pengganti bahkan tidak tau jika kelas digabung).
Tutor (Kak Indra) :
- Untuk Tutor at least so far so good, terutama dalam hal nilai max hahahaha
- Tapi kak kalo bisa jangan cepet-cepet jelasinnya
Nahhhh sekarang baru saran deh
KP (Kak Junita) :
- Menurut saya kalo kakak kasih tugas diusahakan dijelasinnya saat pertemuan di forum ya kak, supaya gak ada kesimpangsiuran saat kami mengerjakan tugas hehehe
- Jika ada pergantian KP lagi kalo bisa ada komunikasi dulu yang jelas antara kakak dengan penggantinya supaya tidak ada miss komunikasi, soalnya anak-anak akan berpandangan jika tidak ada komunikasi yang baik antara asisten lab
- Menurut saya, paling baik + santai sih KP di lab mamen yaitu kak Junita karna gak terlalu serius jadi kita belajar juga enak santai gak kayak terlalu ditekan :)
Tutor ( Kak Indra) :
- Pertahanin ya kak baik hatinya kalo kasih nilai max hahahahah
- Sama jangan cepet-cepet kalo ngomong heheh
Thanks a lot ya kak untuk 4 minggu ini semoga bisa ketemu KP dan tutor sebaik kalian lagi di semester-semester selanjutnya :D
Senin, 04 Mei 2015
Tugas Softskill III judul : “SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)”
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PANCASILA
“SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN
RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)”
Disusun oleh :
Nama :
Maria Lousiana
Kelas :
2EA32
NPM :
15213282
FAKULTAS
EKONOMI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa,
Karena atas berkah, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul : “SISTEM PERTAHANAN DAN
KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
dalam melaksanakan tugas Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Manajemen Jenjang
S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, kami sepenuh nya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam
pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini. Makalah ini ditulis dan diselesaikan penulis atas
bantuan dan dukungan berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan Terimakasih
kepada :
1.
Bpk.Sri Waluyo selaku dosen dalam
matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Gunadarma.
2.
Ibunda dan ayahhanda tercinta yang telah
mendukung kami dalam berbagai hal, baik materi, do’a serta fikirannya.
Akhir kata kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Bekasi,02 Mei 2015
Maria Lousiana
BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bela Negara adalah tekat, sikap, semangat, serta tindakan
warga Negara dalam upaya menjaga, memelihara, serta mempertahankan kelangsungan
hidup Bangsa dan Negara. Tekat upaya yang tidak hanya terbatas dalam wujud
perjuangan senjata dan berperang melawan ketidakadilan, melainkan mencakup
semua wujud gagasan, sikap serta perbuatan untuk mempertahankan keamanan
melalui bidang masing-masing dalam kehidupan berbangasa dan Negara dalam
mencapai tujuan nasional yaitu mensejahterakan rakyat semesta tanpa harus
memilah dan membedakan setiap tingkatan dalam bernegara.
Yang menjadi latar belakang dalam judul makalah “Sistem
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)” ialah untuk mengetahui
bagaimana suatu Negara mempertahankan keamanan rakyat semestanya, karena kita
ketahui system keamanan Negara kita saat ini sangat jauh dari kenyataan dan
harapan rakyat semesta, seperti banyaknya terjadi ketimpangan-ketimpangan baik
di dalam atau pun di luar aparatur Negara kita. Banyak yang tidak bertindak
sesuai fungsinya masing-masing, yang seharusnya dipertahankan dan diamankan
malah dibebaskan dan dibiarkan merajarela dan memporak-porandakan rakyat jelata
yang tidak berdosa.
Inilah yang membuat penulis menjadikan latar belakang
dari pada judul makalah yang akan dibahas lebih mendasar mengenai “HANKAMRATA”.
Demikianlah yang menjadi latar belakang makalah ini untuk lebih sempurnanya
diharapkan juga bagi para pembaca memberikan sumbangsih pemikiran agar
kedepannya makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempersempit
lingkup pembahasan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun membatasi
masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
a.
Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem
Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)?
b.
Apa Yang Menjadi Pola-Pola Operasi
(Sishankamrata)?
c.
Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia Khususnya Bidang Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata)
Sejak Tahun 1945
C. Tujuan Penulisan
Makalah
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
dalam melaksanakan tugas Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Manajemen Jenjang
S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
D. Sistematika
Penulisan
Karya tulis terdiri dari tiga BAB dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan, Latar
Belakang, Tujuan Penulisan Makalah, Rumusan Masalah dan Sistematika Penulisan
BAB II :
Pengertian Pancasila,
Hari Kesaktian Pancasila, Butir-butir pengamalan Pancasila, Pewarisan dan
Pelestarian Nila-nilai Pancasila
BAB III :
Penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pertahanan
dan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system
pertahanan keamanan dengan komponen yang terdiri dari seluruh potensi,
kemampuan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta
berlanjut untuk mewujudkan kemempuan dalam upaya pertahanan keamanan Negara. Sistem
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata) bersifat semesta dalam ruang
lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.(Zainal Ittihad Amin,(2007)).
Dari pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan Zailal Ittihad Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta, merupakan suatu system pertahan yang memiliki potensi,
kemampuan dan kekuatan nasional, yang tidak alin hanya utnuk mencapai satu
tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan keamanan Negara.
Yang menjadi komponen-komponen dalam Sistem Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta menurut (Zainal Ittihad Amin, 2007 )yaitu :
1. Komponen Kekuatan
Dalam Sishankamrata
Hankamrata sebagai
suatu system pada hakikatnya ialah jalinan dari semua komponen Hankamrata dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sifat kesemestaannya. Komponen
diatas sudah jelas menyebutkan bahwa kekuatan ditentukan oleh tingkat potensi
serta kekuatan yang secara nyata terdapat dalam wilayah. Apabila dilihat dari
pendekatan system menyabutkan bahwa system dalam Hankamrata “(systems
approach), komponen dasarnya adalah rakyat yang terlatih berfungsi untuk
ketertiban umum, perlindungan, keamanan, dan perlawanan rakyat yang diupayakan
melalui mobilisasi.
Komponen utamanya
adalah ABRI dan TNI yang berfungsi sebagai subyek kekuatan pertahanan keamanan
Negara dan kekuatan sosial. Komponen khusus yaitu perlindungan masyarakat
(Linmas) yang berfungsi menanggulangi akibat bencana perang, alam, atau bencana
lainnya. Dan yang menjadi komponen pendukung yaitu : sumberdaya dan prasarana
nasional yang berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan Negara dalam meniadakan
ancaman setiap ancaman dari luar negeri dan dalam negeri.
Jika dilihat dari
kekuatan perlawanan yang ada maka dalam Sishankamrata terdapat dua kekuatan
perlawanan yaitu :
1. Kekuatan Perlawanan
bersenjata yaitu Bela Semesta. TNI yang terdiri dari :
a. Bela Negara
• ABRI (AD, AL, AU, dan
POLRI) merupakan kekuatan pertahanan dan keamanan Negara.
• Cadangan: AD, AU, AL
b. Bela Potensial yaitu
rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum, baik keamanan, perlawanan, dan
perlindungan rakyat.
Kekuatan perlawanan
yang dilakukan oleh anggota,atau oknum yang terdapat dalam bela Negara diatas
mampu menjadi kekuatan dalam mempertahankan dan mengamankan Negara.
2. Kekuatan Perlawanan
Tidak Besenjata yaitu rakyat di luar Bela Semesta yang berfungsi untuk
perlindungan masyarakat dalam menanggulangi akibat bencana perang.
Berdasarkan UU RI No. 3
tahun 2002 tentang pertahanan Negara, komponen kekutan pertahanan dibagi
menjadi 3 komponen yaitu :
• “TNI yang siap
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. Jadi komponen kekuatan
pertahanan dan keamanan yang diasarkan pada UU No. 20 tahun 1982 diintegrasikan
ke dalam UU No. 3 tentang pertahanan Negara”.
• Dengan demikian TNI
menjadi komponen utama, kepolisian, ratih,dan komponen khusus perlindungan
masyarakat melalui suatu system.
• Telah banyak
dipaparkan mengenai kekuatan-kekuatan dalam mempertahankan keamanan Negara dan
menyebutkan anggota-anggota yang memiliki tugas untuk menjaga dan mengamankan
Negara ataupun wilayah, karena dengan adanya angota atau oknum tersebut
masyarakat dalat hidup aman dan jauh dari ancaman Negara musuh atau penjajah.
3. Doktrin
penyelenggaraan pertahanan dan keamanan rakyat semesta
Penyelengaraan system
prtahanan dan keamanan mengalami perkembangan dilihat dari perjuangan yang
telah dilakukan dalam masa perang yaitu:
Ø Perang gerilya rakyat
semesta
Konsep ini memperoleh
bentuknya setelah adanya kenyataan pengalaman pertempuran dengan pihak tentara
penjajah yang sudah sebagian menduduki wilayah rakyat Indonesia. Pokok
pemikiran yang dituangkan oleh Zainal Ittahid Amin,kedalam konsep perang
gerilia rakyat semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut :
Pola penggunaan
kekuatan fisik dengan sasaran :
1. Menghambat selama
mungkin serangan tentara penjajah sehingga diperoleh waktu untuk menempati
daerah grilya.
2. Dalam daerah yang
diduduki tentara penjajah mengadakan serangan untuk menghancurkan pos yang
terpencil letaknya.
• Pola pemanfaatan
kekuatan potensial wilayah. Mamfaat ini bertujuan menguasai suatu wilayah
tempat pemerintah RI dapat berjalan lancar untuk dijadikan daerah pangkal
(basis) untuk pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.
• Pola perebutan
kembali daerah yang diduduki lawan,pola perebutan tersbut maka
perebutan-perebutan daerah tersebut didahului oleh serangan pisik sehingga
lambat laun daerah yang dikuasai semakin meluas.
Dalam perang grilya
yang dilakukan oleh oknum bela Negara, upaya yang dilakukan yaitu
mempertahankan pertempuran dengan pihak tentara penjajah agar tentara penjajah
yang sudah memiliki tempat sebagian kecil di Indonesia, dapat dimiliki kembali
oleh rakyat bangsa Indonesia.
Ø Perang wilayah, sejak
tahun 1950 setuasi dan kondisi yang mempengaruhi system pertahanan keamanan
rakyat semesta. Perlengkapan angkatan perang mulai di perbaiki mutunya,
pendidikan Kemiliteran mulai di adakan dan organisasi pertahanan keamanan
disempurnakan.
Ø Perang rakyat
semesta, didalam konsep perang wilayah ternyata masih terdapat beberapa masalah
yang belum dimuat dalam pelaksanaannya antara lain bagai mana menghadapi
subversi dan pemberontakan dalam negeri.
Penjelasan poin b dan c
meberi gambaran bahwa segala yang menjadi penunjang dalam perang harus segera di
perbaiki dan di lengkapi demi mencapai apa yang menjadi tujuan dalam peperangan
agar dapat terhindar dari serangan musuh.
Pokok-pokok doktrin
perang rakyat semesta meliputi:
1. perang rakyat
semesta(perata)merupakan bagian mutlak dan tidak terpisahkan pertahanan
keamanan nasional(hamkamnas).
2. Perata adalah yang
bersifat semesta,yang menggunakan seluruh kekuatan nasional secara total dan
integral,dengan menggunakan militasi rakyat sebagai unsur kekuatannya untuk
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Reublik Indonesia dan
mengamankan jalannya pembangunan Nasional.
3. Perang rakyat
semesta mempunyai pola operasi:
• pola operasi keamanan
dalam negeri(opersi kamdagri),yang bertujuan untuk memelihara dan mengembalikan
kekuasaan pemerintah /Negara RI dan mengunakan jenis-jenis operasi intelijen
tempur dan territorial.
• Pola operasi
pertahanan yang bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman dari kekuatan
perang musuh.
4. Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang perlu di perbaiki antara lain:
• Bagaimana usah-usaha
kita untuk mencegah terjadinya pemberontakan
• Bagaimana usaha-usaha
kita untuk mencegah adanya serangan mendadak dari luar.
• Bagaimana usaha-usaha
kita untuk mengamankan pendekatan ke wilayah Indonesia dengan mengadakan kerja
sama pertahanan keamanan di wilayah asia tenggara.
Pada tanggal 17 sampai
dengan 28 november 1967 telah dapat dirumuskan pengaruh (doktrin) Hubungan
Kemasyarakatan Nasional (Hankamnas) yang selanjutnya kita kenal dengan System
Pertahan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Doktrin itu berisikan
beberapa hal:
Sasaran Operasi
Hankamnas
• mencegah dan
menghancurkan serangan terbuka terhadap kedaulatan nasional Negara RI.
• Menjamin pengusaan
dan pembinaan wilayah nasional RI.
• Ikut serta dalam
pemeliharaan kemampuan Hankam di Asia Tenggara oleh Negara Asia Tenggara, bebas
dari campur tangan asing.
B.Pola Pola Operasi
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA)
1. Pola Operasi
Pertahanan, bertujuan untuk menggaglkan serangan dan acaman dari kekuatan
perang musuh,dengan jenis-jenis perlawanan rakyat dan pertahanan sipil
merupakan unsur yang penting dalam kekuatan perang dengan angkatan bersenjata
sebagai intinya.
Tahap-tahap operasi
pertahanan:
a. tahap operasi
defensif strategis digunakan apabila
perbandingan kekuatan
perang antar musuh dengan kita.sehinga tidak memungkinkan bagi kita melakukan
operasai ofensif strategis yang diselengarakan berlandaskan:
• keharusan untuk
menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Negara RI.
• Tujuan untuk menjamin
terselenggaranya garis- garis komunikasi antar pulau.
b. Tahap operai ofensif
strategi beertujuan untuk menghancurkan kekuatan perang musuh atau memaksanya
menyerah baik dalam bentuk ofensif awal atau ofensif balas.Operasi efensif
strategis digunaksuhan apabila perbandingan antara kekuatan perang musuh dangan
kita adalah sedemikian rupa,sehingga meenguntungkan kita.
2. Pola opeerasi
keamanan dalam negeri.
Pola opersi keamanan
dalam negeri,ialah kerangka tetap dalam mengunakan segala unsure kekuatan yang
berfungsi sebagai alat untuk memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah
Negara RI terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
• Tujuan:memelihara
atau mengembalikan kekuatan pemerintah RI .
• Sifat:melakukan
perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang teerganggu keamanan atau
kestabilannya.
3. Pola operasi
intelijen strategis.
Operasi intelijen
strategis adalah semua oprasi untuk menjalankan kegiatan intelijen,dan perang
urat syaraf di tingkat strategis.tujuan intelijensi yaitu:
• Memperoleh informasi
yang di perlukan untuk pelaksanaan strategi nasional pada umumnya dan operasi
hankamnas pada khususnya.
• Menghancurkan sumber
yang mengancam keamanan dalam kawasan wilayah musuh.
• Mengadakan perang
urat saraf dan kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan kondisi strategis
yang menguntungkan.
• Sifat operasi
intelejensi strategis yaitu menyesuaikan dengan keadaan politik nasional,
dilakukan diluar wilayah nasional, dan pada dasarnya bersifat tertutup yang
disesuaikan dengan ruang dan waktu.
4. Pola Operasi Kerja
Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara
Pola operasi kerja sama
Pertahanan Keamanan Asia Tenggara merupakan salah satu pola utama
sishankamrata. Agar dalam melaksanakan pembangunan dapat berhasil dengan baik,
diperlukan adanya stabilitas dan perdamaian, yang berarti bahwa kekacoan dan
gangguan keamanan harus dicegah.
Kerja sama hankam
adalah usaha bersama dalam menghadapi kemungkinan gangguan seperti (keamanan,
stabilitas nasional, dan perdamaian). Kerjasama hankam justru melihat kedalam
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi dikawasan tersebut.
Kerjasama ini ingin menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari
pengaruh Negara-negara lain.Bentuk-bentuk kerja sama ini dapat berupa
tindakan-tindakan bersama mengenai bagaimana mewujudkan daerah damai.
Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia, Khususnya di bidang Pertahanan Keaman Penentuan system
Pertahanan-Keamanan suatu Negara dilakukan berdasarkan 3 kmungkinan/cara:
• Peniruan dari system
pertahanan kamanan bangsa lain. Cara ini biasana dilakukan oleh Negara-negara
yang menerima kemeedekaannya dari Negara-negara ang telah menjajahnya dan al
ini mungkin kurang sesuai dengan situasi dan kndisi negra-negara yang
bersangkutan.
• Pemlihan secara
kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang sesuai dengan keadaan sebenrnya
dari Negara dan bangsa yang memilihnya. Usaha suatu bangsa di bidang pertahanan
keamanan brdasarkanfalsah, identitas,kondisi lingkungan, dan
kemungkinan-kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatanbdan kelngungan hidup
angsa tersebut. Penentuan system ini yang dapat dikatakan yang paling
tepat,karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi bangsa yang bersangkutan.
C. Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia Khususnya Bidang Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
(HANKAMRATA) Sejak Tahun 1945
Sejarah pertahanan
keamananbangsa Indonesia sejak tahun 1945 memberikan banyak pengalaman dan data
untuk menyusunsistem pertahanan eamanan yang mampu menanggulangisetiap ancaman,
tantangan, hambatan, serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan
Negara berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.pengalaman-pengalaman
tersebut dapat dikelopokkan ke dalam 2 jenis pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman
menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut invasi,ialah ancaman
dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kkembali Pengalaman itu yang
diperoleh dari dua kurun waktu:
• kurun waktu 1945-1947
pada bulan September
–oktober 1945 berdasarkan civil affair Agreement,Tentara Penduduk Sekutu
(Inggris)mendaratkan pasukan-pasukanya di Kota-kota besar seluruh
Indonesia(Banjarmasin ,Ujung pandang ,Jakarta,Semarang,Surabaya, Medan).
Tugas penduduk tentara
sekutu tersebut ialah:
a. melucuti bala
tentara Jepang yang telah kala perang dan telah menyerah;
b. mengurus
pengembalian tawanan perang sekutu yang ditawan oleh tentara Jepang
(RAPWI-repatriation Allied Prisoners of War and Internees).
c. Mengamankan
pelaksanaan kedua tugas tersebut diatas.
Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk menyeludupkan unsur-unsur alat penjajah
Belanda (NICA:Netherland Indies Civil Affairs) dan akirnya mendapatkan
perlawanan patriotis dari bangsa Indonesia. Untuk menghadapi serangan –serangan
dari pihak Belanda ,semula perlawanan bersenjata Indonesia mempergunakan
bentuk-bentuk serangan maupun pertahanan lini.pada waktu itu kita mengenal
dengan istilah pertahanan lini kesatu,lini kedua,dan daerah belakang.
Karma perlawanan yang
begitu sengit dari bangsa Indonesia,maka tentara Belanda mengusulkan untuk
mengadakan perundingan dan gencatan senjata yang selanjutnya menghasilkan
Persetujuan Linggarjati(Kota kecil di dekat Cirebon)pada tanggal 15 nopember
1946.Persetujuan ini di tandatangani oleh Sultan Syahril (RI)dan Scherinerhorn
(Belanda).Kesempatan ini di pergunakan ole pihak Belanda untuk mengadakan
konsilidasi.
Pada tanggal 21
juli1947 tentara Belanda mengadakan serangan terhadap Jawa Barat dan menduduki
Kota-kota besar di aiandonesia (Semarang, Surabaya, Medan,Palembang).Sersngan
tersebut selanjutnya di tetapkan sebagai Perang Kemerdekaan ,meskipun bagin
pihak Belanda hal ini hanya merupakan aksi polisional(karna bangsa Indionesia
di anggap belum merdeka dan yang melawannya ialah para pemberontak).
Di dalam perlawanan
terhadap serangan Belanda ini kita terapkan perang gerilya dibawa pembinaan
pemerintah darurat militer .Dengan dilaksanakannya perang gerilya rakyat
semesta ini,maka pasukan-pasukan Indonesia segar kembali.
Dengan Perlawanan-perlawanan
yang tidak kenal menyerah dari pihak Indonesia,maka akhirnya serangan pihak
Belanda mengalami kegagalan dan sekali lagi mengusulkan untuk mengadakan
gencatan senjata dan perundingan.Perundingan ini kita kenal dengan hasil
persetujuan Renville(nama kapal perang USA yang berlabuh di Teluk Jakarta
).Persetujuan itu di tandai pada tanggal 17 Januari 19489(pihak RI oleh Amir
Syarifudin,pihak Belanda oleh Abdul Kadir).Persetujuan Renville ini merupakan
kekalahan bagi RI,baik di tinjau dari segi Militer, ekonomi, maupun psikologi.
Kurun waktu 1948-1949,
dengan adanya persetujuan Renvile,maka sekali lagi pihak Belanda mendapat
kesempatan untuk berkonsilidasi dan menyusun kembli kekuatannya.berdasarkan
pada pengalaman pada serangan Belanda lyang lalu, maka Indonesia pun mengadakan
persiapan-persiapan menghadapi segala kemungkinan,antara lain di suaun
kesatuan-kesatuan Mobil dan kesatuan-kesatuan territorial.
Pada tanggal 19
Desember 1948 Belanda mengadakan serangan terehadap ibu kota RI yang selanjutnya
kita kenal dengan perang kemerdekaan II.
Belanda berhasil
menduduki Yogyakarta dan menawan presiden ,wakil presiden dan beberapa
mentri.Bertepatan dengan penyerangan Belanda tersebut,Presiden RI telah
memerintahkan kepada Mr.Syarifudin Prawira Negara untuk menyusun pemerintah
Darurat RI berkedudukan di Bukitinggi(Sumatra Barat) dan menunjuk duta besar RI
di New Nelhi(India) untuk membentuk pemerintah RI diluar negeri.sedangkan
Panglima Besar Jendral Sudirman secara konsekuen meninggalkan Yogyakarta untuk
bersama-sama dengan tentara RI mengadakan perlawanan dari luar kota terhadap
kesatuan-kesatuan Belanda.
Dengan adanya Perang
Kemerdekaan II ini ,pimpinan tentara Belanda,Jendral Spoor,beranggapan bahwa di
dalam waktu 2-3 bulan Republik Indonesia akan lenyap.
Puncak
serangan-serangan kita terhadap tentara Belanda yang terkenal dengan sebutan
SU/Serangan umum tunggal 1 Maret 1949 atau juga kita kenal dengan Peristiwa
Enam Jam di Yogya yang telah di buat film dengan judul “ Janur Kuning”.Pimpinan
Serangan Umum adalah Letnan Kolonel Suharto,Komandan Wehrkreise
Yogyakarta.Dalam hal ini peranan Sultan Hamengku Buwono IX cukup besar dalam
pelaksanaan maupun persiapan.Sasaran-sasaran yang telah di capai di dalam SU
ialah:
a. politik,memberi
dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di Dewan Keamanan PBB/dunia
internasional
b. Militer,menimbulkan
kerugian/mematahkan moral pasukan Belanda.
c. Psikologi,rakyat
daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa ibu kota RI masih tetap di
peretahankan semangat yang lebih tinggi kepada semua pasukan.pemberontakan atau
subversi.
Jenis ancaman ini
diawali dengan pemberontakan PKI/Muso atau peristiwa Madiun Tanggal 18
September 1948 pada waktu Indonesia sedang menghadapi Belanda.Kemudian menyusul
peristiwa Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1949 di
bawa pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat,Kahar Muzakar (1958)di Sulawesi
Selatan dan Daud Beureu di Aceh (1952),peristiwa Andi Aziz di Ujung Pandang,
Republik Maluku Selatan(RMS)di Ambon/Ceram.Selanjutnya Pemerintah Repolisioner
RI/Perjuangan Semesta (PRRI di Sumatra dan permesta di Sulawesi tahun 2957),dan
Pemberontakan G30S/PKI(1965).
Peristiwa-peristiwa
tersebut di atas dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok:
a. Kelompok yang hanya
mengandalkan perlawanannya kepada kemampuan/persenjataan.Kelompok ini di hadapi
dengan mengunakan peralatan teknologi disertai pemantapan/kosolidasi aparatur
pemerintahan dan rehabilitasi daerah-daeerah yang mengalami kerusakan akibat
pemberontakan.Dengan demikian dapat di batasi atau dihilangkan
kerawanan-kerawanan yang mungkin menimbulkan peluang-peluang bagi tumbunya
kembali pemberontakan.
b. Kelompok yang selain
mempergunakan peralatan teknologi,juga mempergunakan cara-cara penguasaan
Wilaya .pengaruh musuh di wilayah tersebut demikian besarnya,sehingga rakyat
yang berada diwilayah itu bersimpati kepadanya dan bersedia membantunya di bawa
terror. Operasi-operasi menghadapi kedua kelompok tersebut di atas dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan teknologi,di samping operasi penguasan
wilayah,untuk mempersempi wilayah pengaruh lawan dan ruangan geraknya serta
akirnya dapat dihancurkan sama sekali.
2. Pelajaran-pelajaran
yang dapat di tarik dari pengalaman-pengalaman perjuangan bersenjata
a. keteguhan hati rakyat
untuk mempertaruhkan Negara dan bahasa srta melawan musuh di mana-mana. Pada
perag kemardekaan kita pernah mengalami keadan yang sangat parah, namun kita
tidak pernah patah semangat berjuag.
b. kemampuan angkatan
bersenjata untuk melaksanakan perang konvensional ( sesuai dengan konvensi
jenewa ) dan tidak konvensional serta kemapuan mengutamakan keadaan wilayah dan
medan sebaik-baiknya.
c. persatuan dan kerja
sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan angkatan bersenjata yang sekarang
kita kenal dengan manunggalnya ABRI dan rakyat. Potensi rakyat selalu merupkan
kekuatan yang nyata dalam pelaksanaan fungsi-fungsi Hankamrata.
d. kepemimpinan yang
ulet dan tahan semua diuji di semua tingkatan, yang tau mmberi insfirasi serta
motivasi dan pimpinan kepada rakyat serta sekaligus mahir mengelolah
sumber-sumber kekuatan.
e. Faktor Linkungan
yang Mempunyai Sistem Pertahan-Keamanan
• Faktor Geografis
Indonesia
Dipandang dari segi
letaknya Indonesia berada dalam posisi silang yang sangat unik,ialah diantara
dua samudra dan dua benua,serta di antara dua tata susunan dalam aspek-aspek
kehidupan bangsa yang berlainan,bahkan yang sering bertentangan.
Posisi tersebut
menempatkan Inonesia pada posisi yang rawan,karna memberikan tiga kemungkinan
sebagai berikut:
a. Memberikan
kesempatan kepada Indonesia untuk tetap dalam posisi tidak memihak kepada salah
satu kekuatan.
b. Menarik Indonesia
kedalam salah satu pihak
c. Salah satu kekuatan
dunia tersebut menduduki Indonesia secara terbatas terhadap beberapa wilayah
/kota yang di anggap sangat srategis untuk dapat menguasai jalur-jalur batas
laut maupun darat.Hal ini sangat di perlukan untuk jalur komunikasi dan
logistic
• Faktor sumber
kekayaan alam
Bangsa Indonesia telah
di karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa sumber kekayaan alam yang cukup,baik yang
masi merupakan suatu potensi yang terpendam,maupun yang sudah di
manfaatkan(potensial dan efektif)Di antara jenis-jenis sumber kekayaan alam
yang terdapat di Indonesia.banak Negara yang bersangkutan.
Keadaan ini memberikan
kepada Indonesia dua kemkungkinan,iakah:
a. Memberikan kekuatan
pada perundingan-perundingan Internasional,tegasnya merupakanposisi
penawaran(bargaining position)dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan
nasional.
b. Mengandung ancaman
atau campur tangan Negara-negara asing yang membutuhkan ssumber kekayaan alam
tersebut.hal ini akan mereka laksanakan,apabila bangsa Indonesia tidak memiliki
ketahanan nasional yang mantap/cukup ampuh untuk menghadapi ancaman tersebut.
• Faktor demografi
Dilihat dari jumlah
penduduknya,Indonesia menempati tempat kelima di dunia.penyediaan tenaga
manusia jelas cukup besar,akan tetapi karena penyebarannya kurang merata,maka
terdapat di satu pihak daerah-daerah yang amat langka akan tenaga
manusia(pulau-pulau di luar pulau Jawa)dan di pihak lain terdapat
daeerah-daerah yang kelebihan tenaga manusia(pulau Jawa,Madura,dan Bali).
Disamping
penyebarannya,perlu di perhatikan pula komposisinya,yaitu:
a) antara kelompok
“angkatan kerja”dan “bukan angkatan kerja”harus ada keserasian dan kesimbangan;
b) antra tingkat
kemampuan daerah-daerah;
c) antara tingkat
pendidikan masyarakat yang mampu menunjang pembangunan daarah-daerah.
3. Beberapa Istilah di
Dalam Sishankamrata
a. sistem
pertahanan-keamanan rakyat semesta,disingkat Sishankamrata ,adalah suatau
sistem pertahanan keamanan dengan komponen-komponen yang terdiri dari seluruh
potensi,kemampuan,dan kekuatan nasional yang bekerja secara total,integral
serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional.Sishankamrata bersifat
semesta dalam konsep,semesta dalam ruang lingkup,dan semesta dalam pelaksanaan
dengan mempergunakan dua cara pendekatan,ialah pendekatan system senjata
teknologi (sistek)dan system senjata sosial secara serasi.
b. Pola Operasi pertahanan,ialah
kerangka yang tetap dalam menggunakan segala unsur,kekuatan,yang berfungsi
sebagai alat untuk menjamin kemerdekaan,kedaulatan Negara dan keutuhan bangsa
Indonesia terhadap serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang negera lain.
c. Pola operasi
keamanan dalam negeri ,ialah kerangka tetap dalam menggunakan segala unsur
kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk memelihara atau mengembalikan
kekusaan peemerintah Negara RI terhadap subversi dan pemberontakan dalam
negeri.
d. Pola Operasi Ientelijen
Strategik (intelstrat), adalah smua operasi untuk menjalankan kegiatan
intelijen dan perang urat saraf ditingkat strategic.
e. Pola Operasi Kerja
Sama Pertahanan-Keamanan Asia Tenggara, merupakan salah satu pola utama system
hankamrata, dalam suasana pembangunan, karena untuk melaksanankan pembangunan
dengan baik sangat diperlukan adanya stabilitas dan perdamaian, yang berarti
bahwa kekacoan dan gangguan harus diceagah.
f. Operasi Tempur,
adalah segala kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sestem pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) adalah suatu system pertahanan dan
keamanan yang komponenya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan dan kekuatan
nasional untuk mewujudkan kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan Negara
dalam pencapaian tujuan.
Sishankamrata bersifat
semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam
pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri dari :
• Komponen dasar yaitu
rakyat terlatih
• Komponen utama yaitu
ABRI dan cadangan TNI
• Komponen Perlindungan
Masyarakat (Linmas)
• Komponen pendukung
yaitu sumber daya dan perasaan nasional.
Pengalaman
penyelenggaraan hankam menghasilkan berbagai doktrin terhadap pertahanan dan
keamanan yaitu doktrin prang griliya rakyat semesta, doktrin perang wilayah,
doktrin perang rakyat semesta dan doktrin pertahanan dan keamanan rakyat
semesta.
Sasaran operasi
hankamnas yaitu mencegah dan menghancurkan serangan terbuka, menjamin
penguasaan dan pembinaan wilayah nasional RI dan ikut serta memilahara
kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari campurtangan asing.
Pola operasi hankamrata
yaitu operasi pertahanan, operasi keamanan dalam negeri, operasi intelijen
strategis an pola operasi kerja sama pertahanan dan keamanan Asia Tenggara.
Pola operasi pertahanan bertujuan bertujuan untuk menggagalkan serangan dan
ancaman nyata dari kekuatan perang musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri
bertujuan untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah/Negara RI paa
salah satu atau beberapa daerah (bagian wilayah) Negara yang terganggu
keamanannya.
Pola operasi intelijen
strategis bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan strategis nasional dan oprerasi-operasi Hankam, menghancurkan sumber-sumber
infiltrasi, subversi dan spionase yang terdapat di wilayah musuh dan mengadakan
perang urat saraf dan kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan
kondisi strategis yang menguntungkan. Pola operasi kerja sama yaitu usaha
bersama kemungkinan gangguan keamanan stabilitas nasional dan perdamaian
khususnya di Asia Tenggara.
B.Saran
Harapan terbesar kepada
pemerintah, agar dalam mempertahankan keamanan dapat berupaya semaksimal
mungkin untuk mengoptimalkan aparatur-aparatur demi kedamaian dan keamanan dari
pihak musuh dan bagi wilayah-wilayah yang terganggu keamannya, dijadikan
sebagai kebijaksanaan nasional dalam menentukan cita-cita,tujuan, dalam
pembangunan daerah maupun Negara.
Dengan demikian apa
yang dicita-citakan Negara tercinta ini bisa terwujud. Dan untuk para generasi
penerus janganlah enggan untuk mempelajarai tentang apa dan bagaimana tentang
pertahanan dan keamanan rakyat semesta agar membuka wawasan untuk membangun
Negara yang menjadi kebanggaan bersama.
Dalam penyusunan
makalah ini yang dimana kami membahas tentang “SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN
RAKYAT SEMESTA”, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul
makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasan makalah ini
menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi bagi masalah-masalah yang
dituangkan dalam makalah. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat
sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu
ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya
penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah
perubahan khususnya dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Mahasiswa
Oleh : Srijanti , A.
Rahman H.I , Purwanto S.K
Edisi
Pertama-Yogyakarta- Cetakan Pertama , 2009
ISBN: 978-979-756-481-0
GRAHA ILMU
Candi gebang permai
blok R/6
Yogyakarta 55511
kerja sama
Universitas Mercubuana
Jl.Meruya Selatan
kembangan , Jakrta Barat 11650
http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/sistem-pertahanan-dan-keamanan-rakyat.html
Langganan:
Postingan (Atom)